Wednesday, November 13, 2013

The Secret – Rhonda Byrne untuk #5BukuDalamHidupku


The Secret (The Secret, #1)

Kalau mau cerita buku yang paling membentuk saya hingga menjadi saya yang sekarang, adalah The Secret yang disusun oleh Rhonda Byrne. Saya baru sadar bahwa ternyata buku ini banyak dibenci orang di Goodreads. Serius. Dibenci. Sedangkan saya di tahap hampir memuja buku ini. Jadi saat saya baca ulasan-ulasan negatif tentang buku ini, saya jadi sedih. Hahah. Kenapa orang bisa begitu bencinya sama buku yang bermaksud menyampaikan energi positif? Apa mereka butuh pola pikir yang lebih terbuka atau sayanya yang terlampau naif? Terserah deh. Pokoknya buku ini sangat berpengaruh terhadap saya. Enggak peduli orang bilang apa. Buku ini berarti buat saya.

So, you distaste the book while I totally love it, huh? Deal with it.

Pertama kali terbit di Indonesia tahun 2006, waktu itu saya masih SMA. Saya samar-samar ingat bagaimana tiba-tiba ada semacam ‘kegemparan’ di mana banyak orang mulai membicarakan ‘rahasia’. Waktu itu saya sama sekali tidak ngeh apa sih yang lagi heboh itu. Lalu teman saya mengajak ke toko buku untuk menemani dia mencari The Secret untuk kakaknya. Saya pikir, “Hah? Apa ini ‘rahasia’ yang orang lagi pada hebohin itu? Buku self-help?” Karena saya bukan penikmat buku self-help pada waktu itu (sekarang sih kadang baca kalau mood), jadi saya anggap lalu saja The Secret.

Sekitar dua tahun kemudian, saya sudah kuliah semester pertama. Waktu itu saya nonton The Oprah Winfrey Show yang sedang membahas buku ini. Singkatnya, tontonan saya itu memantapkan saya untuk segera beli The Secret. Waktu itu saya dan seorang teman sama-sama beli dengan sumringahnya. Dan saat membacanya, saya, asli, seperti dapat pencerahan! Saya sampai mesti memastikan juga ke teman saya itu, apakah dia merasakan apa yang saya rasakan, dan dia sih bilangnya iya, tapi enggak tahu yah apa dia kena efek yang sama seperti saya. Bagi saya, The Secret sudah benar-benar mengubah pola pikir saya dan membentuk ulang pribadi saya.

The Secret karya Rhonda Byrne sebenarnya tidak mengulas hal baru, dan sama sekali bukan rahasia kelas top. Hanya saja orang tidak menganggap apa yang Rhonda bilang sebagai rahasia itu adalah rahasia. Apa rahasia itu, Kawan-kawan? Berpikir positif. Kebayang enggak? Orang jadi heboh tak karuan gara-gara The Secret yang intinya ‘cuma’ mengajak pembacanya untuk berpikir positif! Tapi jangan salah, justru dunia (lebih tepatnya manusia-manusia di dalamnya) memang butuh mendengarkan nasihat ini.

Sebenarnya yang diperkenalkan kembali oleh Rhonda dan 24 guru yang juga mengisi buku ini, adalah Hukum Tarik Menarik. Dengan memelihara pikiran yang positif, semesta akan membalasnya dengan mendatangkan hal positif pula, begitu juga sebaliknya jika pikiran negatif yang dipelihara. Bukunya bisa dikategorikan tipis, sekitar 180-an halaman, tapi saya pribadi bacanya harus pelan-pelan karena saya butuh waktu untuk menyerap pesan-pesannya. Melalui artikel ini, saya tahu saya tidak akan menemukan kata-kata yang cukup meyakinkan pembaca blog saya untuk baca The Secret juga atau menyukai buku tersebut, jadi saya akan langsung saja cerita pengalaman saya.

Sejak saya membaca buku ini, saya selalu berusaha melihat sesuatu dari sisi positifnya. Hal yang sederhana ini membantu saya melewati masalah-masalah hidup saya. Saat Mama saya meninggal karena kanker payudara, saya cuma bisa bersyukur Mama sudah lepas dari penderitaan jasmaninya dan saya juga sangat bersyukur masih punya Papa dan adik. Saat saya sudah mandek dengan skripsi saya selama hampir dua tahun, saya mencari cara untuk menyemangati diri sendiri dengan menulis acknowlegment (halaman ucapan terima kasih) terlebih dahulu (padahal skripsinya belum selesai). Dengan mengucap terima kasih pada orang-orang yang telah membantu saya menyelesaikan skripsi saya yang belum selesai itu, saya merasa begitu positif dan hati saya rasanya lebih plong. Dan skripsi saya pun selesai dua minggu kemudian. Kalau penasaran, ini acknowledgment yang saya tulis waktu itu.

Saya sempat hampir patang arang saat saya dihadapkan dengan kabar Papa saya yang koma di rumah sakit (di Bandung), sedangkan empat hari kedepannya saya dijadwalkan untuk sidang meja hijau (di Medan). Saya terpaksa tidak bisa langsung terbang ke Bandung. Saat itu, semua orang di sekitar saya begitu simpatik dan begitu mendukung, menemani saya dan menjaga saya supaya saya bisa melewati empat hari yang rasanya panjaaaaang sekali. Saya benar-benar bisa merasakan energi positif yang berusaha mereka berikan, dan itu menjadi kekuatan saya. Terima kasiiiiiih (peluk sampai mejret).

Kemudian saat saya sudah di Bandung, Papa saya koma hampir seminggu lamanya. Setelah sadar dia belum bisa diajak berkomunikasi, menurut dokter itu masa pasca-koma, yang kadang memang terjadi dan akan beranjak pulih tanpa waktu yang bisa diperkirakan. Papa saya dirawat inap selama dua bulan. Selama dua bulan itu saya tidur di rumah sakit, kadang di kursi, kadang di lantai, kadang tidak tidur sama sekali karena Papa sering ‘butuh ditangani’ bahkan saat jam 3 subuh sekalipun. Selama dua bulan itu, selain Alkitab, yang menemani hari-hari saya juga adalah buku The Secret ini. Saya sering membacakan dua buku ini di telinga Papa, berharap pesannya sampai juga walaupun dia sedang tidak sadarkan diri. Sebenarnya, membaca The Secret waktu itu lebih untuk menyelamatkan diri saya sendiri agar tidak putus asa dan yakin bahwa yang jauh lebih baik sedang menunggu di depan dan saya sedang menjalani jalannya. Saya berhasil tidak jatuh sakit walaupun pola tidur dan pola hidup kacau balau selama dua bulan itu. Sampai sekarang saya masih bingung kok bisa begitu. Padahal saya tipe yang kakinya kena becek sedikit saja langsung gatal-gatal (betulan).

Saya ‘harus’ menyemangati diri sendiri karena, yah, rumah sakit bukan tempat yang benar-benar tepat untuk mendapat energi positif. Setiap hari saya dihadapkan dengan diagnosis mengecewakan dari dokter, suster-bruder yang enggak profesional, perlakuan kasar petugas administrasi, pasien meninggal disertai ratap keluarganya... semua kenegatifan itu sebenarnya bisa membuat saya benar-benar kalap kalau saya cuma berfokus pada hal-hal itu. Makanya, sesuai moral yang saya petik dari The Secret, saya berusaha positif, mulai dari bersyukur dengan apa yang ada. Salah satunya, saya bersyukur untuk setiap tarikan dan hembusan napas Papa saya. Kadang saya bisa bangun tiba-tiba dari tidur cuma untuk mengecek apakah perut Papa saya masih bergerak naik-turun.

Saya tidak tahu mengapa orang bisa begitu membenci buku ini. Saya juga tidak tahu apakah yang disampaikan di buku ini benar dan paten. Tapi apapun itu, buku ini toh sudah berhasil menanamkan energi positif di sudut hati saya yang siap keluar kapan saja saat saya membutuhkan energi positif ekstra.

If you are feeling good, it is because you are thinking good thoughts.

__________
Jadi, ceritanya saya merasa agak curang setelah kemarin saya blogwalking ke blog teman-teman lain yang juga ikutan proyek Irwan Bajang #5BukuDalamHidupku. Saya baca beberapa dan... merasa curang. Pasalnya, banyak yang cerita tentang hal-hal pribadi sekali, sampai di beberapa poin saya jadi agak malu sendiri karena seperti sedang mengintip buku harian orang lain, sedangkan yang saya bagi kemarin di artikel hari pertama adalah cerita yang sudah saya pastikan boleh jadi konsumsi umum, walaupun tidak mengurangi sedikitpun esensi buku tersebut terhadap diri saya. Jadi, yah, untuk hari ke-2 ini saya coba masukkan hal yang sangat personal.

6 comments:

  1. haha sammaa...punyaku hari ini juga agak personal...habis gimana dung...itu latar belakangnya kenapa bukunya jadi berpengaruh ya kaaan...nulisnya juga rada-rada gimanaaa gitu...agak minder dikit :D

    kalo the secret dulu pernah nonton filmnya tuh pas kuliah. bukunya sih menurut saya positif positif aja. kadang saya juga pakai metode positif begitu saat dapat ujian, berpikir positif pada Tuhan dan yakin bahwa semuanya itu adalah ujian dariNya, dan yang pasti akan ada gantinya yang indah, entah apa pun itu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. ho oh. be positive! sebenarnya aplikasinya enggak sesederhana kelihatannya yah.

      Delete
  2. dalem banget, semoga papa-nya sandra diberi kesehatan dan umur yang panjang ya, amin. semangat! *peluk*

    ReplyDelete
  3. biasanya wa gak pernah komen tulisan apa pun, tapi wa salut sama elo yg bisa terinspirasi sama buku, bikin elo bisa kuat, wa blom tentu kuat ... inspirasi kalo ngeresep bgt ya jadi pegangan hidup..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih atas komen positifnya :)
      Semoga lu juga bisa nemuin buku yg sangat menginspirasi lu.

      Delete

Hi! Thanks for stopping by. I ALWAYS love book talks! So, do leave your comment about this post, it's free ;)



Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...