Friday, January 30, 2015

The Naked Traveler Across the Indonesian Archipelago - Trinity + Secret Santa Post #2


Wuih, judulnya panjang.

Helloooo, Guys! Sudah lama sekali (sebulan, lebih tepatnya) saya nganggurin blog ini. Maaf. I just need some time apart from this blog. I need something new, or else I'll get bored and abandon this blog for even more time that I already did. Karena itulah, untuk review buku kali ini saya mencoba hal baru yang belum pernah saya coba.

Saya bikin video! Saya enggak pernah bikin video sebelumnya, jadi, ini yang pertama. Saya sadar banget akan pencahayaannya yang buruk, kualitas kameranya juga, suaranya juga... semuanya! Hahah. Maklumin saja lah yah. Tapi saya lumayan semangat gara-gara bikin video ini, bahkan... sebenarnya, saya sudah menyiapkan satu video lagi yang akan saya publish awal Februari. Hoyeee~


Tapi, karena saya enggak yakin apakah untuk posting bareng BBI ini boleh pakai video atau enggak, jadi saya tetap melampirkan review tertulis di bawah ini yah, bersama tebakan Secret Santa saya yang ciamik. Semua yang saya bilang di video sama saja dengan yang saya tulis di bawah, jadi kalian bisa pilih salah satu. Ini dia!

Trinity. 2013. The Naked Traveler Across the Indonesian Archipelago. Yogyakarta: B first.
Rating 4 bintang
The Naked Traveler: Across the Indonesian Archipelago

Saya sudah punya The Naked Traveler buku pertama dan kedua, makanya ada beberapa cerita di buku ini yang familiar bagi saya. Soalnya, buku ini adalah terjemahan dari beberapa cerita pilihan dari The Naked Traveler 1 sampai 4. Di pembukaannya, Trinity menjelaskan tentang mengapa buku berbahasa Inggris ini dapat terwujud. Saya suka sekali cara Trinity menyampaikan pendapatnya di situ. Banyak orang yang merasa dia menjelek-jelekkan Indonesia karena menulis sisi yang kurang memuaskan dari negara ini. Namun sebaiknya itu dilihat sebagai penyemangat menuju perbaikan. Anti-kritik enggak bakal bawa negara kita lebih maju.

Lagipula, dia adalah “the naked traveler”. Dia menuliskan jurnal perjalanannya ini dengan apa adanya dan tidak ada yang ditutup-tutupi. Dan hal ini yang menjadi poin terkuat buku-buku Trinity selama ini, saya rasa sih begitu. Buku ini berkonsentrasi pada perjalanan Trinity di kepulauan Indonesia. Target pasar buku ini lebih ke turis asing ketimbang orang Indonesianya sendiri. Karena kan orang-orang barat suka berkunjung ke negara eksotis macam Indonesia ini, dan catatan perjalanan Trinity yang selalu unik dan ala backpacker ini bisa jadi salah satu buku wajib bagi mereka.

Seperti yang diceritakan Trinity di salah satu cerita di buku ini, banyak orang di dunia ini yang tidak tahu di mana itu Indonesia. Jawaban yang biasa Trinity berikan adalah ‘Antara Singapura dan Australia’. Kalau dia sedang kesal, jawabannya mendetail ‘Kami punya 17000 pulau dan 250 juta penduduk. Negaramu gak ada apa-apanya!’

Sebenarnya memang susah sih mengenali Indonesia. Bahkan rasa-rasanya kebanyakan orang Indonesia juga masih belum mengenal negaranya secara keseluruhan, saya salah satunya. Bukannya pembenaran atau apa, tapi itu karena Indonesia ini sangat beragam. Beragam etnis, budaya, bahasa, bahkan berbeda ciri-ciri fisik. Dan banyaknya perbedaan itulah yang membuat Indonesia super-duper kaya dan patut dieksplor. Banyak orang Indonesia yang lebih bangga untuk liburan ke luar negeri, padahal negaranya sendiri belum banyak dilihat. Sayang sekali. Nah, buku ini menjadi pengingat bagi pembaca Indonesia, dan penarik minat untuk wisatawan asing. 

Terbagi menjadi empat bagian, tiga bagian pertama buku ini dibagi sesuai zona waktu yang ada di Indonesia; Indonesia bagian barat, tengah dan timur. Membaca cerita Trinity yang mencari mie babi di Aceh membuat saya ketawa-ketawa. Membaca cerita saat dia menemani temannya yang orang luar negeri untuk jalan-jalan di Jakarta membuat saya lebih termotivasi untuk mengeksplor daerah sendiri. Cerita-cerita di Indonesia Timur benar-benar bikin saya ngiler ingin ke sana juga, sepertinya spektakuler sekali. Cerita Trinity di Kalimantan yang apa adanya bikin saya meringis dan ikut malu.

Tapi ceritanya di Bandung lucu sekaligus agak nakutin. Trinity iseng mengikuti paket Tur Berhantu dan turnya dimulai dari SMA Negeri 5 Bandung, yang tidak lain dan tidak bukan adalah tempat saya sekolah dulu. Jadi, cerita hantu yang diceritakan si pemandu tur sedikit banyak pernah saya dengar, khususnya cerita tentang noni Belanda bernama Nancy itu. Saya pribadi belum pernah mengalami langsung pengalaman kehantu-hantuan begitu selama saya sekolah di sana. Tapi, cerita yang beredar sih banyak, baik dari guru maupun dari teman-teman. Tapi yang pernah saya lihat bukti otentiknya cuma satu. Untuk tugas Bahasa Indonesia, kami perlu mewawancara guru-guru. Teman sekelas saya (saya lupa siapa) berfoto dengan salah satu guru bersama dua teman sekelompoknya. Namun, di foto yang diambil dengan kamera ponsel itu, terlihat sosok lain yang samar-samar berpayung necis, bergaun berkibar-kibar, rambut ditata ke atas, ikut berpose di ujung kanan. Sontak satu sekolahan geger. Foto tersebut sempat juga dikirim ke ponsel saya waktu itu, tapi enggak lama langsung saya hapus. Jadi... Yah, begitulah. Bisa jadi apa yang diceritakan si pemandu itu kepada Trinity memang ada benarnya, tapi siapa yang tahulah. Hahaha *ketawa merinding*

Cerita-cerita perjalanan yang eksotis dan seru sering kita lihat di acara televisi. Tapi bagi saya, membaca punya efek sendiri yang tidak didapat dengan menonton layar kaca. Kita dipaksa fokus dan diajak membayangkan apa yang dilihat dan dialami si penulis. Apalagi, Trinity punya kemampuan menulis yang sangat baik. Semuanya disampaikan dengan cepat, jujur, ringan, tapi tetap informatif. Saat mendeskripsikan keindahan alam pun tetap tidak membosankan.

Yang bikin saya mengurangi satu bintang untuk buku ini adalah beberapa salah tulis yang masih ada dan kaver serta bonus pembatas bukunya yang sangat enggak indah di mata. Tapi, terutama karena tidak adanya satu pun foto! Saya rasa, hal yang wajarlah untuk buku jurnal perjalanan dilengkapi dengan foto. Apalagi saya orang yang cukup visual, pasti rasanya sempurna sekali kalau buku ini dilengkapi beberapa foto untuk menunjang ceritanya.


Siapakah Secret Santa saya yang sudah memberikan buku ini? Untuk melihat petunjuk yang dibuatnya untuk saya, sila lihat post Secret Santa #1. Berdasarkan semuanya itu, saya akan menebak, dengan hakul yakin dan percaya diri sekali, bahwa Secret Santa saya adalah teteh YUSKA VONITA dari Lust and Coffee! Soalnya kami temenan di Facebook, dan saya sering lihat update-an teh Yuska di feed saya yang banyak mencerahkan saya dalam menebak petunjuknya. Thank you, Teteh! Salam buat AJ yang lucuuuu dan semoga sukses untuk semua golnya di tahun 2015 ini *pelukvirtual

17 comments:

  1. Asiikk ditunggu video selanjutnya! :DD Great review! ;)

    ReplyDelete
  2. Videonya di sini nggak kebuka :(
    Hiks.

    ReplyDelete
    Replies
    1. whaaa kenapa? mungkin direfresh aja, ato liat di channel youtube aku: Sandra Cattelya ;)

      Delete
  3. Wah...video. aku selalu salut sama video review. Kebayang ribetnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mungkin karena baru, jadi masih semangat mbak, dan gak krasa ribetnya. Ntar2 aku balik ke review tulisan lagi. Hahha.

      Delete
  4. Aku menunggu video selanjut nya ..

    ReplyDelete
  5. Hihihi... iya bener tebakan Sandra.
    reviewnya kereeeen. Semoga makin rajin bikin video ya

    ReplyDelete
  6. Itu noni Belanda SMA 5 kayaknya terkenal ya? aku dengar juga dari teman^^. Selamat ya Santanya tertebak..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kayaknya sih gitu hahhah. Si Nancy itu yang paling populer dan pengen eksis banget kayaknya.

      Delete
  7. huwo, video review *sembunyikarenamereviewtertulissajasayamalasapalagibikinvideo

    ReplyDelete

Hi! Thanks for stopping by. I ALWAYS love book talks! So, do leave your comment about this post, it's free ;)



Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...