Apakah ada yang
bertanya-tanya selama ini? Kalau ada yang penasaran, ini dia penjelasan saya.
Kalau ternyata enggak ada yang penasaran... yaaa... saya tetap akan melanjutkan
tulisan ini. Mariii...
Sejak saya bikin Page by Page tahun lalu, saya rajin dan
(bisa dibilang) konsisten bikin book haul post tiap akhir bulannya. Book haul Page by Page sama saja kayak book haul-nya orang-orang lain, isinya
pamer buku apa saja yang didapat selama sebulan, baik yang beli sendiri atau
dapat gratisan. Gegara jalan-jalan ke blog anak-anak BBI lainnya, saya jadi sadar
ternyata saya suka nengokin book haul
post orang-orang. Saya jadi bisa lihat buku-buku baru yang didemenin para
pembaca sekarang, jadi tahu buku-buku yang sebelumnya belum pernah saya dengar,
tapi sebenernya sih karena memang seneng aja ngeliat belanjaan bukunya orang
lain.
Karena saya cupu
dan kurang gaul, baru beberapa waktu kemudian saya tahu kalau salah satu
anggota BBI, Aul, sudah bikin meme
khusus book haul post, judulnya
Buying Monday.
Kepikiran sih
ingin gabung Buying Monday, tapi saya takut enggak bisa konsisten nge-post di hari yang ditentukan, dan lagi
saya juga belum ngerti-ngerti amat cara main meme begituan. Plus, saya males pula bikin postingan minta-minta
maaf di blog sendiri kalau book haul
saya telat naik atau bahkan enggak saya bikin. Mending saya tetap bikin book haul post sendiri saja deh, bisa
seenak udel. Hehe, padahal udel kan enggak enak.
Tak dinyana
(halah!), ternyata saya bisa cukup konsisten bikin book haul post, sampai pada suatu waktu saya merasa ada sesuatu
yang salah (backsound: jeng jeng
jeeeng).
Entah waktu itu
saya enggak sadar atau pura-pura enggak sadar, saya jadi membeli buku dengan
pikiran, “Biar bisa bikin book haul post nih
di akhir bulan.” Alhasil, saya semakin konsumtif. Beli buku kayak beli kacang
goreng... padahal saya jarang beli kacang goreng, hahha, ungkapannya jadi
kurang pas. Yah pokoknya sering dan banyak.
Apakah saya salah
kalau saya beli banyak buku? Salah sih mungkin enggak, tapi kurang bijaksana, karena
saya belum berpenghasilan tetap. Dan yang bikin saya lebih merasa bersalah lagi
adalah karena kecepatan saya beli buku tidak sebanding dengan kecepatan saya baca
buku. Misal dalam sebulan saya baca empat buku, tapi di bulan itu juga saya
malah beli sebelas buku.
Jomplang. Saya
menimbun. Dan itu bikin saya dilema.
Di beberapa book haul posts terakhir yang saya
bikin, kalian bisa lihat saya berusaha mengurangi belanja buku saya, hingga
akhirnya saya merasa tidak perlu lagi membuat book haul post secara rutin tiap bulan. Mungkin ada pembaca Page by Page yang kayak saya, seneng
nengokin book haul post, namun
sayangnya saya (usahakan) tidak akan bikin book
haul post lagi karena godaan untuk beli buku jadi terlalu besar bagi saya.
Bukan berarti sekarang saya setop belanja buku, no no no,
tapi intensi saya enggak pernah lagi demi bisa pamer di blog.
Jadi, itulah
alasan saya enggak lagi bikin book haul
post di Page by Page. Eh tapi,
bukan berarti saya menyinyir blogger
yang bikin book haul post. Please jangan berhenti, karena saya
masih suka ngintipin book haul post
kalian. Selalu menyegarkan dan informatif, love
it!
Masih baca sampai
sini? Hebat bener! Cium ah! Mwah ;*
Oh iya, post semacam ini akan saya kategorikan
dalam label ‘mongomong’. Semoga ‘mongomong’ seperti ini tidak berhenti di sini
saja. Well then, see you in the next post,
readers!
kecepatan saya beli buku tidak sebanding dengan kecepatan saya baca buku
ReplyDeleteini emang 'problem' klasik para 'penimbun' buku, hahaha XD
Problem pecinta buku si emang ^^ hahaha saya pun seperti itu >.<
ReplyDeleteAku aja yg ga posting book haul kalap kok kalo belanja buku, apalagi kalo posting ya.
ReplyDeletetaun depan ikut memenya oky, sekalian menahan diri untuk belanja. Semangat ya
oh, memenya oky yang bantai timbunan itu yah (kalo gak salah). aku juga ada rencana mau ngabisin timbunan, kayaknya bakal bikin wrap up post sebagai gantinya book haul post.
Deleteternyata 'babat', bukan 'bantai'.... *malu
Delete