Tuesday, September 30, 2014

Creative Writing - A. S. Laksana

Laksana, A. S. 2013. Creative Writing. Jakarta: GagasMedia.
Rating 5 bintang


Creative Writing: Tip dan Strategi Menulis Cerpen dan Novel - Edisi Revisi

Seingat saya, saya belum pernah menyempatkan diri untuk membaca buku panduan menulis fiksi, jadi saya tidak bisa membandingkan buku ini dengan buku lain sejenis. Yang jelas, bagi saya buku ini sukses menyampaikan maksudnya dan benar-benar memberikan semangat untuk menulis dengan baik. Penjelasannya enggak bertele-tele, tepat sasaran, dan cukup dasar. Kualitas lima bintang banget!

Dari halaman awal saja, rasa-rasanya semangat saya sudah mulai tersentil saat si penulis mengajak untuk mengasihani tangan kita jika dibiarkan menganggur. Latihan-latihan menulis yang disarankan oleh Mas Laksana pun tampak sederhana namun esensial. Contoh-contoh yang disediakan juga sangat membantu saya mengerti ide yang hendak disampaikan. Terutama tentang yang berkaitan dengan plot dan sudut penceritaan. Makasih, Mas! Bukunya mencerahkan banget.

Ada satu hal yang baru saya sadari, dan saya heran kenapa kok saya enggak terpikir tentang hal ini sebelumnya. Ternyata menulis fiksi dan menulis berita itu sebelas dua belas. Eit! Bagaimana pun berita tetap menyucikan fakta tanpa secuil pun hal yang mengada-ada. Tapi, yang saya maksudkan di sini adalah teknik penulisannya... mirip. Apalagi jika dibandingkan dengan berita narasi, makin banyak miripnya.

"Jika kalimat pertama Anda tidak menarik, paragraf pertama Anda menyedihkan, maka tulisan Anda akan ditinggalkan dan Anda tidak boleh menuduh bahwa minat baca masyarakat kita rendah."

Saya bukan pegiat jurnalisme sih sekarang, jadi pengetahuan saya pastilah karatan. Namun, waktu masih aktif di pers mahasiswa, saya selalu diajarkan untuk menulis seperti yang kurang lebih diajarkan oleh Mas Laksana di buku Creative Writing ini. Harus memilih kutipan (atau dialog) yang seksi (alias penting). Tidak dianjurkan memulai berita (yang ditulis secara narasi) dengan deskripsi alam (dan matahari pula tuh yang paling sering ditemui!). Merangkai lead (paragraf pembuka berita) yang menarik dan dapat membuat pembaca penasaran. Dalam menuliskan berita secara narasi, gunakan kelima indera sebagai pisau deskripsi. Yah, begitulah kira-kira. Mirip kan?

"Dengan alunan musik klasik itu, katanya, kita akan siap mengerjakan pekerjaan kita dengan lebih nyaman, dan ketika kita dalam suasana nyaman ketika mengerjakan sesuatu maka hasil pekerjaan kita akan lebih memuaskan."

Berkaitan dengan kutipan di atas, saya juga merasakan hal yang sama. Kalau ingin mengerjakan sesuatu, saya cenderung berusaha menciptakan suasana yang nyaman. Yang saya lakukan supaya merasa nyaman biasanya adalah bersih-bersih. Cuma, penyakitnya, setelah bersih-bersih saya sering kecapekan dan sering enggak jadi melakukan apa yang mau dilakukan sebelumnya. Iya, berarti niatnya kurang. Tapi buku ini bikin semangat saya naik ke ubun-ubun. Ingin menulis!
http://pagebypage-sc.blogspot.com/

2 comments:

  1. Walaupun edisi revisi..kenyataanya masih ada typonya lho buku ini :\

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Ren, aku juga liat. Ada beberapa, tapi kayaknya gak lebih dari lima, dan gak trlalu nyebelin juga typonya, so it's alright ;P

      Delete

Hi! Thanks for stopping by. I ALWAYS love book talks! So, do leave your comment about this post, it's free ;)



Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...